Terkadang aku masih sulit untuk mempercayai apa yang telah terjadi. Semua terjadi begitu cepat, bahkan aku kadang berpikir hal itu hanyalah sebuah mimpi, dan aku ingin tidur meneruskan mimpi itu lagi. Namun aku tahu bahwa aku bangun dan bahkan aku tidak tidur, karena segalanya benar-benar terjadi dalam hidupku meskipun hanya selama 30 jam.
Hari itu, aku masih ingat 25 November 2008, tepatnya hari selasa jam 10.30 saat mata kuliah kutukan ‘cultural studies ‘ sedang berlangsung sebuah sms masuk. Sms dari nomor yang tak kukenal berisi sebuah pemberitahuan bahwa aku masuk dalam tiga besar sebuah lomba bertaraf nasional. Aku masih tercengang karena sepertinya aku tidak ikut dalam kompetisi itu. Sepersekian detik, menit aku masih berpikir dan akhirnya memperoleh jawaban dari diriku sendiri bahwa aku memang peserta lomba tersebut. Lomba yang bertemakan “university challenge” itu adalah soal ujian untuk satu mata kuliahku. Dimana aku harus membuat sebuah proposal acara tentang AIDS, lalu proposal tersebut dikirim ke panitia lomba, sebuah produsen kondom yang menjadi sponsor di lomba tersebut. Akhirnya aku hanya bisa berteriak dalam hati “finally I made it”.
Saat itu juga aku memberitahukan kabar ini pada semua orang terdekatku, mulai dari teman dan keluargaku. Mereka juga senang dengan hal ini. Semua orang memberikan ucapan selamat dan berkata bahwa aku mendapat sebuah keberuntungan. Keberuntungan sebuah kata yang memang akan muncul dari mulut setiap orang, dan juga diriku sendiri. Keberuntungan memang, suatu hal yang tak pernah aku perhitungkan sebelumnya, aku bisa merasakan sebuah nikmat kehidupan yang bahkan tak pernah kubayangkan. Menikmati fasilitas di sebuah hotel internasional di kawasan Kuningan, Jakarta atau merasakan makan malam dengan harga yang melebihi ongkos kuliahku untuk satu semester. Aku memang sedang merasakan sebuah keberuntungan.
Namun, setelah aku berpikir bahwa semua yang kudapat ini hanya merupakan faktor keberuntungan, maka di lain waktu aku pasti tidak akan pernah merasakan itu kembali. Justru aku berpikir dan tanpa maksud untuk menyombongkan diri bahwa ternyata aku mampu. Dan ini berlaku untuk semua orang, ketika kita telah berkomitmen pada diri kita bahwa kita mampu melakukan hal yang terkadang melebihi kemampuan kita maka keberuntungan pun akan turut menyertai kita. Ketika kita telah berteriak bahwa kita bisa, maka bukan kita yang akan mencari keberuntungan, tapi keberuntungan yang akan terus mencari kita.
Percayalah, bahwa tuhan selalu mempunyai rencana untuk kita. Dan kita pasti bisa membuat rencana itu menjadi luar biasa.
5 years ago
wow :) :) :)
ReplyDeleteemang gak ada yang kebetulan ya
kebetulan pun ada rencanannya lo,tinggal kita yg bisa buat kebetulan itu jadi luar biasa :)
ReplyDelete