![]() |
source: tumblr.com |
Kita mungkin mengetahui segala hal yang ada di muka bumi ini, namun pernahkan kita memahami dan memaknainya? mungkin kita tidak memahami namun bagaimana bisa kita memberikan makna subjektif? haruskah kita mengetahui segalanya? memahami dan memaknainya? atau kita harus pasif, lebih baik tak tahu apa-apa daripada kita akan dibuat pusing masalah pemahaman dan pemaknaan.
Semoga paragraf diatas tidak membuat kalian pusing, atau berpikir bahwa itu adalah sebuah pembukaan dari ceramah agama, atau apapun yang membingungkan. Ketiga istilah tersebut memang istilah umum, kita sering mendengar, dan menggunakannya. Namun mungkin kita tidak pernah benar-benar memahami istilah tersebut. Kita perlu ingat lagi bahwa kata bisa jadi bukan hanya sebuah kata-kata namun ada suatu hal yang kompleks dibaik setiap kat-kata. Well, mungkin kita berpikir pembahasan ini akan semakin ruwet dan kompleks. Mari kita analisis satu per satu kata-kata tersebut.
Apakah anda mengetahui arti MENGETAHUI?
Apakah anda memahami arti MEMAHAMI?
Apakah anda memaknai arti MEMAKNAI?
(sounds crazy huh??)
Sebenarnya permasalahan ini muncul karena pertanyaan seorang teman, ketika ia ujian skripsi, ia ditanya tentang penggunaan terminologi kata pemaknaan dan pemahaman. Dia disuruh memilih untuk menggunakan istilah yang mana, dan ia juga ditanya apakah dua istilah tersebut berbeda?. Menurut dosen yang bertanya dua istilah tersebut mempunyai arti yang sama, ia menjelaskan bahwa ketika seseorang memahami sesuatu maka ia pasti bisa memaknainya. 1st case is closed!??.
Namun, teman saya lalu bertanya pada saya dan teman saya yang lain, dan kita berdua sepakat bahwa hal tersebut tidak sama, teman saya berkata bahwa dua istilah tersebut merupakan suatu tahapan, kita akan memahami terlebih dahulu baru bisa memaknai. Teman saya yang bertanya lalu mengatakan penjelasan yang diberikan dosennya, bahwa ketika seseorang memahami, maka ia akan bisa memaknai. Lalu saya bertanya apakah ketika seseorang memaknai sesuatu pasti memahaminya?. Perdebatan akhirnya menyimpulkan bahwa dua hal istila itu berbeda, orang yang memahami sesuatu kadang belum tentu bisa memaknainya. 2nd case is closed!!.
Keesokan malamnya teman saya mengirim sms dan masih menanyakan pertanyaan yang sama, ia sedang melakukan revisi skripsi dan lupa dengan kesimpulan masalah pemaknaan dan pemahaman tersebut. Dan karena saya juga lupa-lupa ingat, maka saya menjawab seingat saya saja. Namun setelah menjawab sms tersebut saya justru memikirkan jawaban saya tadi. Akhirnya saya berhenti sebentar dari kegiatan melanjutkan skripsi saya untuk kembali memikirkan jawaban saya tadi. Lalu saya mengirim sms lagi kepada teman saya, saya bilang bahwa seseorang bisa juga memaknai sesuatu meskipun ia tidak memahaminya. Teman saya lalu menjawab ”bagaimana mungkin bisa memaknai kalau tidak memahami”??. Baiklah “kita bisa ambil contoh anak kecil, ia terkadang tidak memahami suatu hal, tapi ia punya pemaknaan sendiri kan akan hal tersebut?”. Jawab saya. Lalu teman saya menanyakan terminologi mana yang seharusnya ia gunakan untuk skripsinya, dan saya menyarankannya untuk menggunakan Pemaknaan. 3rd case is closed??
Dari ketiga kronologis tersebut sebenarnya saya masih memikirkan tentang penggunaan istilah memahami dan memaknai. Permasalahan sepele namun menurut saya sangat urgent and important!. Saya lalu menambahkan satu istilah lagi yaitu Mengetahui, istilah ini saya ikut sertakan untuk menguji apakah ketiga hal ini benar-benar merupakan sebuah tahap atau proses, atau ketiga istilah ini bisa berdiri sendiri-sendiri, atau mungkin justru ketiganya punya satu pengertian?. Dengan begini, 1st, 2nd, and 3rd case is not closed yet!!. Penjelasan selanjutnya adalah sebuah penjelasan yang berasal analisis saya sendiri. Saya tidak memaksa anda untuk mengikutinya atau dijadikan sebuah referensi, it’s so subjective!.
Bagi sebagian orang mungkin mereka berpikir bahwa saya terlalu memusingkan suatu yang sepele, membuat susah sesuatu yang mudah. Namun menurut saya ini tidak sepele dan memang sulit. Baiklah, kita langsung membuang kemungkinan bahwa tiga istilah tersebut mempunyai arti yang sama, alasannya adalah kalau ketiganya punya arti yang sama tidak mungkin ada perbedaan istilah. Lagi pula penggunaannya juga berbeda.
“saya Mengetahui bahwa dia anak yang pintar”
“saya Memahami bahwa ia anak yang pintar”
“saya Memaknai bahwa ia anak yang pintar”
Apakah menurut anda ketiga kalimat tersebut mempunyai arti yang sama?. Pada kalimat pertama mempunyai arti bahwa saya tahu bahwa dia pintar, mungkin dari melihat IPKnya, prestasinya, jadi apa yang saya ketahui sangat terbatas. Lalu di kalimat kedua saya paham ia pintar, disini bisa jadi saya lebih mengenal orang yang saya katakan pintar, saya memahami tidak hanya dari apa yang terlihat di luar atau bahkan dia tidak pintar secara akademis namun ia pintar dalam hal lain. Dan disini pintar menjadi sebuah pengertian yang subjektif, bukan absolute. Lalu ketiga saya memaknai seseorang pintar, proses memaknai ini bisa berasal dari alasan tersendiri, dan tiap orang bisa sangat berbeda dalam memaknai kata pintar.
Lalu saya lihat di kamus besar bahasa Indonesia, dimana mengetahui dengan kata dasar tahu berarti; 1. mengerti sesudah melihat, 2. Kenal (akan); mengenali, 3. Mengindahkan; mempedulikan, 4. Mengerti; berpengertian, 5. Pandai; cakap, 6. Insaf; sadar, 7. Pernah. Untuk kata memahami, berasal dari kata dasar paham yang artinya; 1. Pengertian, 2. Pendapat; pikiran, 3. Mengerti benar (akan); tahu benar (akan), 4. Pandai dan mengerti benar (dlm sesuatu hal). Terminology terakhir adalah memaknai yang berkata dasar makna ini memiliki pengertian; arti atau maksud (sesuatu kata).
Baiklah, ternyata kapasitas saya hanya cukup sampai disini, karena saya tidak ingin membuat permasalahan termonologi ini semakin bertele-tele. Mungkin naluri sebagai anak seorang guru bahasa Indonesia dan sebagai mantan mahasiswa ilmu komunikasi yang membawa saya mempermasalahkan istilah-istilah tersebut. Untuk kesimpulan saya tidak akan menyimpulkan, karena semua kembali pada pengetahuan, pemahaman, dan pemaknaan tiap orang. :)
Saya hanya berharap, semoga tulisan saya tadi tidak semakin membuat benang semakin kusut, and you're the one who can close this case!! thanks (sepertinya ketiga istilah ini membuat saya mabuk).
-inspirasi dari brainstorming with my super girl sopitenk n mpok- @kostnya mpok jamnya lupa, yg pasti habis sopi kompre :D