"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)

Monday, October 15, 2012

Pengumuman: Blog Baru!!





Tengah malam, tanpa rasa kantuk membuat saya terkadang berpikir lebih ngelantur kemana-mana. Bahkan seperti saat meulis ini, saya seakan tak mau ide itu lenyap karena malas, saya langsung menyalakan laptop, berusaha merangkai kata untuk menjadikannya kalimat dan terkumpul menjadi paragraph yang saling bermakna. Lihat saja, bahkan pemilihan kata yang saya gunakan tengah di tengah malam bisa lebih dramatis sadis.

Keinginan ini bukan sebuah keinginan baru, sudah sejak lama saya seolah selalu berperan menjadi, penikmat namun juga penghujat sebuah objek visual, istilah kerennya saya ini kurator wannabe, atau saya lebih suka dengan sebutan monolog saja, kurator terlalu muluk-muluk . Objek visual yang saya pilih adalah sebuah hasil karya manusia yang menangkap momen di satu waktu melalui piranti yang disebut kamera, sebuah foto. Kalau dirunut sepetinya saya sudah sejak awal mengagumi objek visual ini. Menikmati gambar-gambar di katalog saat kecil menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Setelah beranjak dari masa anak-anak, saya mulai memberikan komentar dari gambar-gambar katalog itu. Kenapa katalog produk otomotif selalu menampilkan sosok perempuan ‘ekspresif’ dengan berbagai pose, sampai mempertanyakan bagaimana seseorang bisa menangkap sebuah moment ketika air menetes dan menghasilkan gambar yang menurut saya sangat indah. Permukaan air yang membentuk pola tertentu, diikuti tetesan air yang masih setengah perjalanan, dan di ujung daun ada air yang siap untuk mengikuti hukum gravitasi. Sebuah gambar yang mampu menangkap beberapa cerita sekaligus, fantastic! itu komentar saya saat itu.
Saya masih ingat ketika pergi ke sebuah pameran fotografi, sebuah foto bisa saya amati lebih lama dari foto yang lain, dari kesan pertama yang kagum, heran akan bagaimana fotografernya mampu menangkap momen, atau terpikir untuk merekam sebuah hal yang mungkin bagi sebagian orang tidak terpikir sebelumnya. Momen yang terjadi begitu singkat, dengan insting kuat mampu mencipta foto yang seolah bisa bercerita dengan sendirinya.

Menikmati gambar, berkembang dengan sedikit menghujat, atau mengkritik istilas santunnyamenjadi lebih intensif saya lakukan.Menurut saya, si pembuat objek -yang akhirnya saya kenal dengan sebutan photographer- ingin memberikan persepsi tertentu bagi yang melihatnya. Bahkan,kritikan yang saya utarakan lebih beralasan karena semakin matangnya pola berpikir dan informasi yang diperoleh. Namun, ketertarikan saya itu tidak diimbangi dengan kepintaran saya menguasai alat ajaib, sebuah kamera. Entah karena saya hanya ingin menjadi pihak konsumen atau kurangnya sarana prasarana, bukan tidak adanya kamera tapi tidak ada yang secara langsung mengajari saya. Selain itu, saya seolah belum mengenal istilah belajar secara otodidak saat itu, dan sekarang merasa sudah terlalu terlambat dan susahnya membagi waktu untuk mulai belajar dari nol dalam urusan teknik memproses objek visual.

Jadi, saya putuskan untuk tetap menjadi penikmat dan penghujat. Urusan teknik dan prosesnya saya serahkan pada sang photographer saja. Dengan begitu, ada asas keadilan sosial, sama rata, dan take and give yang terjadi. Atau mungkin saya yang sudah tidak mau repot belajar apa itu kecepatan diafragma, ISO, white balance, dan akhirnya saya selalu berpihak ke mode autofocus, penyelamat di segala suasana.

Lima paragraph diatas adalah sebuah kronologis, sebuah alasan saya ingin membuat sebuah blog baru, tanpa membunuh blog yang satu ini. Blog baru saya, memang khusus saya dedikasikan untuk kelebihan energi saya dalam menikmati sekaligus menghujat tadi. Sebuah blog yang foto-fotonya hanya dari satu photographer yang menurut sebagian orang mungkin masih amatir, atau ingusan (meskipun dia sudah tidak ingusan kecuali saat pilek). Dia adalah photographer yang hebat, karena saya merasa punya andil dalam prosesnya meski tidak dari awal namun berniat akan menemaninya sampai akhir, meski saya tahu passion itu tak akan pernah berakhir. 

Sebuah blog yang merupakan wujud dukungan saya, dan inilah blog itu, www.monologvisual.blogspot.com

Menteng, 141012, 02.10 AM

0 komentar:

Post a Comment

Saya

My Photo
perempuan yang tak bisa mengerti kemauan diri sendiri

buku tamu

Rekan

Powered by Blogger.