"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)

Wednesday, July 18, 2012

Vitamin




Efek jarak itu mulai terasa, saya menyebutnya penurunan produktivitas. Bagaimana tidak, vitamin yang biasanya dikonsumsi 2-3 kali seminggu harus dihentikan mendadak. Ternyata saya sudah sakau dengan vitamin saya selama ini, dosis yang harusnya dikurangi secara perlahan itu langsung diputus di tengah jalan. Teknologi yang menjadi satu-satunya media ternyata tidak cukup, belum ada yang menandingi pintu kemana saja milik doraemon. 
Semua kegalauan dan keresahan yang selalu seliweran di kepala ini sangat mengganggu, hanya sebuah keyakinan akan akhir yang baik yang mampu menangkalnya. Namun, semakin sering memikirkan akhir yang baik itu, semakin ingin waktu berjalan cepat dan akhirnya bertemu pada satu masa yang memang mengizinkan saya kembali mengonsumsi vitamin saya, secara rutin, bahkan over dosis.
Seharian kemarin, bersama seorang sahabat lama melintasi Batavia, membuat saya kembali bertemu perasaan galau tak karuan, namun ternyata semua hal itu memang diciptakan berpasang-pasangan dan saling bertolak belakang yang membuat hidup seimbang. Saat perasaan galau, gundah, gulana itu ada, sebuah keyakinan seyakin-yakinnya yakin semakin kuat.
Meskipun…………
Terlalu banyak tempat yang belum sempat kita datangi berdua
Terlalu banyak film yang belum sempat kita lihat berdua
Terlalu banyak lagu yang belum sempat kita dengar berdua
Terlalu banyak cerita yang belum sempat kita ujarkan di tempat ngopi favorit kita berdua
Terlalu banyak jalan yang belum sempat kita lewati berdua
Terlalu banyak rencana yang selalu tak terlaksana,
Namun, bukankah waktu untuk kita masih panjang?
Lalu, keyakinan itu disambut dengan niat dari yang sedang terpisah jarak, ketika dia dengan yakin memberikan sebuah mantra, meskipun melalui telepon, saya tahu mantra tersebut diucapkan secara tulus dan semoga mantra tersebut benar-benar bertuah.
Seketika saya ingin meneriakkan kepada semua orang “He’s proposing me!!!”.
Tapi saya masih tak mau membagi kebahagiaan itu, saya masih ingin egois menikmatinya sendiri ;)
Menteng, 180712, 03.42 PM.



Friday, July 13, 2012

WHEN STALKER MEETS STALKER

source: www.tumblr.com
  Sadar kalau selama ini tidak sadar melakukan hal yang (kadang) tidak bisa diterima secara sadar. 
Penafsiran akan sebuah judul yang terlintas begitu saja, secara tidak sadar.
Ternyata selama ini sudah menjadi seorang stalker, pengintip, secara tidak sadar.
Sadar kalau ternyata selama ini sudah keblinger, secara tidak sadar.
Atau..
Anda membaca postingan ini, secara tidak sadar??
Kalau uraian saya membuat anda bingung, berarti anda sadar, dan sebaliknya bila anda mengerti maka anda sedang tidak sadar…

Ketidaksadaran ini muncul dari obrolan (lagi-lagi) absurd, tentang hal yang tidak sadar dilakukan, hl yang bisa dikatakan tidak masuk akal, kurang kerjaan ataupun terobsesi. Untuk itulah dinamakan stalker, penguntit, atau yang lebih manusiawi, pengintip.
Sedikit percakapan pengintip yang ingin ia bagi;

……………………….
X; makanya kita harus sering cerita
Y; iya, kita mesti harus sering cerita
X;eh tapi baru sekarang lo aka bisa cerita gak ada beban
Y; sama , hahaha
X; nah, hal2 yang gak di sangka ini lo yang aku maksud gak perlu cari alasan tapi kita paham. Apa ya istilahnya?
Y;  apa ya, unconscious reason mungkin..
X;  mungkin, ah ntar kalau ketemu istilah yag pas aku kasih tau deh
Y; hahaha, kamu kan yang lebih tahu tentang komunikasi. Ntar kita bahas deh
X; ok
Y; but I do have faith in you
X;  asyiikkk J
Y; nyaman pacaran sama kamu, gak ada beban. Hubungan yang kayak gini yang selalu ak inginkan
X; iya, aku juga gitu. Dulu kalau teman2ku tanya siapa pacarku aku sempet kepikiran sama komentar mereka, katanya ak yang terlalu milih lah apa lah…
Y; sama aku juga dibilang gitu, haahahhaa
X; padahal menurutku wajar dong, kita beli apa aja pasti milih dulu
Y; selektif tapi bukan perfeksionis
X; kalau menurutku kita proses memilih itu bukan berarti harus punya banyak pengalaman pribadi. Kita kan bisa belajar dari pengalaman orang lain? Kalau dari awal udah gak sreg yan gak usah dimulai kan?
Y; betul, sepakat!!!
X; kita itu banyak persamaan namun banyak perbedaan juga ya? Ups, I found a reason lagi. Aku itu gak pernah lo hafalin kebiasaan orang dengan sengaja.
Y;  I’m listening…
X;  tapi kok aneh ya kalau sama kamu. Kebiasaanmu itu secara gak sadar aku hafal. Berarti aku selama ini secara gak sadar memperhatikanmu ya?
Y; *menyimak
X;  kebiasaan yang kamu sebut ritual pagi (minum kopi plus merenung sambil dengerin musik), dan kebiasaan yang lain kamu sukanya apa, gak nyaman kalau gimana? Dan aku gak merasa memperhatikan itu dengan sengaja. Sadar diantara ketidaksadaran. Hahahaha
Y; *masih menyimak
X; aku dulu sempat bertanya orang yang sudah lama pacaran, atau yang udah nikah itu bisa tau banget kebiasaan pasangannya.yang buat aku kepikiran itu, kok bisa ya?? Menurutmu hal itu bisa jadi alasan kah?
Y; hmmmm, alasan kenapa kamu secara tidak sadar memperhatikan? Jalaran soko kulino (karena terbiasa). Tau nggak yang aku maksud punya alasan logis itu kurang lebih kayak gini. Ternyata sebelum aku sadar akan perasaanku aku sudah memperhatikanmu.
X; iya juga sih,  tapi kalau ke teman-teman yang lain aku g se detail kayak ke kamu..
Y; aku juga memperhatikanmu lo, waktu kita sering ngobrol sambil ngopi sama teman2, kamu jam 8 malam udah tidur tapi tengah malem pasti bangun sampai pagi
X; wah tapi kamu bukan spy kan?
Y; khusus ke kamu aku jadi spy deh… :D  aku itu gak secuek yang orang kira, kalau ke kamu aku berusaha sedikit terbuka agar kamu tahu siapa aku.
X; I feel it kok ;)
Y; ternyata kamu ngrasa ya?
Kalau di kantor aku sering ke ruanganmu itu ternyata aku cuma pengen tau kamu lagi apa, pengen tau who really you are
X; menurut kamu aku sering ke bawah itu knp?kalau bukan ngecek keberadaanmu :P
Y; aku tanya tentang keluargamu itu juga karena pengen kenal kamu secara lebih. Ternyata we do the same things, mengintip kehidupan masing-masing
X; dasar pengintip, when stalker meets stalker
Y; hehehe, ide bagus tuh simpan buat tulisan car.
X; Aku ada deskripsinya looo
When Stalker meets stalker (Sadar kalau selama ini tidak sadar melakukan hal yang (kadang) tidak bisa diterima secara sadar)
Riweh kan??
Y; riweh tapi aku ngerti kok
X; J

Perlahan namun pasti si pengintip mulai menyadari kebiasaan mereka, dan mereka mulai asyik mengingat, merangkai, dan memaknai kode-kode yang sepertinya mereka sendiri yang tahu. Daripada kita dibuat bingung lebih baik kita tinggalkan kedua pengintip yang sedang keblinger ini…

Menteng, 190412(rev:130712), 10:05 AM

Monday, July 2, 2012

Akankah masa depan itu milik “kita”?



Pagi tadi, tepatnya jam 6 pagi saya terbangun oleh suara dering hp. Nama yang tertera di layar tidak membuat saya terburu-buru mengangkatnya, saya langsung minum air putih, ke kamar mandi dan gosok gigi untuk menghilangkan suara khas orang bangun tidur. Ketika kembali, suara dering itu sudah berhenti, saya duduk beberapa saat sambil memegang hp dan sedikit ragu untuk menghubungi kembali nomor yang menelepon saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk menelepon apapun resikonya. Saat suara di seberang terdengan, saya masih grogi untuk memulai percakapan pagi itu.

Bagaimana tidak grogi dan salah tingkah? Kalau pagi hari sudah di telepon ibuknya pacar? Well, saya memang sudah officially kenalan dengan beliau secara live, orangnya asyik, bahkan sudah terang-terangan sms saya, bahwa beliau sudah sreg kalau saya jadi mantunya. Perasaan senang dan bangga jelas, karena berarti saya sudah lolos uji kelayakan calon menantu. Tapi tetap saja bicara lewat telepon tadi pagi benar-benar membuat saya masih kaget, meskipun yang terjadi selanjutnya percakapan kami juga lancar-lancar saja. Bahkan, saya tidak tahu bagaimana bisa berbasa-basi agar tidak terlihat kaku. Semoga memang sebuah awal yang baik, amiin.

Mbak saya pernah bilang, kalau laki-laki sudah berani mengenalkan kita ke keluarganya, itu tandanya dia serius.Langkah awal pacar mengenalkan saya ke keluarganya adalah titik kulminasi dimana saya akhirnya memantapkan hati untuk merancang sebuah masa depan bersamanya -sebuah komitmen yang selama ini masih selalu terlihat menakutkan bagi saya-. Tapi, ketika niat serius itu ditanggapi serius membuat saya sedikit takut, terlebih bila sudah ada pertanyaan “kapan”. Seperti dikejar sebuah deadline yang memaksa kita harus siap lahir batin, padahal kita sendiri belum mempersiapkan apa-apa. Deadline kali ini bebannya masya allah, berat sodara-sodara.

Kalau yang dibicarakan itu wedding, maka sebuah prosesi yang bahkan sebuah wedding organizer dalam semalam juga bisa mewujudkannya, maka kapan itu bisa dijawab kapan-kapan. Tapi when it comes to the term marriage? Is not only about I love you, you love me, but also about two big families that must be mix together, not about us anymore!!. Bukan tentang menjadi raja dan ratu sehari, tapi hari-hari selanjutnya yang harus dipikirkan. Semakin paranoia dengan prediksi-prediksi yang kita buat sendiri. Apalagi sebagai manusia, kita hanya bisa berencana, selanjutnya semua sudah ditentukan oleh yang maha segala-galaNya. Maka pertanyaan kapan itu sulit untuk dijawab.

Berdo’a, bersujud, tawakal, dan istiqomah yang saat ini sedang ingin saya prioritaskan, agar semua rencana kita bisa sejalan dengan rencanaNya, Amiin. Untuk ayah, ibuk, saudara, teman, tetangga, dan semuanya, biarkan kita menikmati nikmat cinta dari Allah yang saat ini sedang kami rasakan, biarkan kita fokus kepada kerjaan yang akan menjadi awal ita bisa menjawab "kapan" itu, biarkan kita membuat rencana masa depan kita secara perlahan namun pasti. Kami tak mau diburu waktu, kami percaya bahwa menunggu sebentar untuk sesuatu yang lama itu akan membuat kita lebih menikmati prosesnya.

Ujung segala ketakutan itu adalah, ketika semua ada di luar kendali kita. Pertanyaan akankah masa depan itu milik kita, bukan suatu hal yang harus dihindari. Terlebih saat ini banyak sekali rencana kita yang masih belum diberikan jalan olehNya. mulai dari rencna yang cuma ngopi, jalan-jalan bareng, atau liburan tiu elalu berantakan di detik terahir. Semoga dengan jarak yang lebih menjauhkan kita ini, akan membuat kita saling memaknai dang menghargai arti keberadaan satu sama lain.

Allah hanya menguji kita, bila kita lulus ujian, layaknya anak kecil yang berhasil lulus dengan nilai bagus, ia pantas mendapatkan apa yang diminta. Seperti, beberapa hari lalu saya mendengar kata-kata orang yang sedang membicarakan kita, meski dalam bahasa sunda, saya berusaha mencerna artinya, kira-kira seperti ini "memang kalau orang yang serius itu biasanya awalnya pasti sulit kok"..Semoga begitulah akhirnya masa depan kita, indah pada waktunya.
Amiin :)

Menteng, 02062012, 05.36PM

Sunday, July 1, 2012

Bahkan, untuk tersenyum pun harus diingatkan!!!




Saya sering bertanya komentar dari teman yang sudah kenal tentang kesan pertamanya terhadap saya. Hampir selalu mempunyai jawaban yang sama; diam, judes, nggak pernah senyum. Meskipun setelah kenal mereka benar-benar tahu bagaimana saya sebenarnya, terima kasih teman . Kesan di awal tersebut tidak sepenuhnya salah, karena semuanya sudah sepaket dengan saya, hanya hallo effect yang berakhir positif.

Seringnya dulu diingatkan, untuk tersenyum. Saya sendiri kurang memahami morfologi mimic muka saya yang secara reflek tertekuk, sebuah mimic datar tanpa ekspresi dan sedikit menyebalkan pun tercipta. Dan akhirnya saya kembali diingatkan untuk tersenyum.

Sebenarnya saya sering berkaca, mencoba semua ekspresi senyum yang ingin selalu terpasang. Tapi, suasana hati, emosi jiwa, dan batin itu punya ikatan ajaib yang mampu menciptakan ekspresi yang kita sendiri kadang tidak menyadarinya.

Jangan pernah bosan  mengingatkan saya untuk tersenyum ya :-*

Menteng, 250612, 03.30 PM

Saya

My Photo
perempuan yang tak bisa mengerti kemauan diri sendiri

buku tamu

Rekan

Powered by Blogger.