Entah kapan dan apa yang kita bahas, tapi saya masih ingat ada kalanya kita
berdebat hebat untuk hal yang belum tentu terjadi. Perdebatan yang sebenarnya
untuk saling mengenal karakter masing-masing. Perdebatan yang sengaja atau
tidak justru membuat kita masih bertahan selama ini.
Malam itu mungkin sebuah
malam akumulasi kesabaran saya, kesabaran saya memang belum habis, tapi saya
merasa mengalah dan kalah. Mengalah untuk tidak mempertahankan ego, dan kalah
untuk tidak menangisinya.
Semuanya bermula
dari bercanda atau sebuah simulasi lebih tepatnya. Tentang skenario yang
mungkin akan terjadi, saling berargumen yang awalnya santai berubah menjadi
serius dan akhirnya absurd. Sayangnya
kali ini sedikit berbeda dari biasanya yang berakhir dengan guyonan, justru “nyesek”. Kita masing-masing masih bertahan dengan ego kita tanpa mau berkompromi. Hingga
akhirnya percakapan itu kita sudahi masih dengan ego yang tak mau kalah.
Saya yang selalu
ingin memberikan alasan berdasarkan fakta mulai meracau dengan teori-teori
yang pernah saya baca. Hal ini juga yang membuat saya membaca lagi buku Man are from Mars, Women are from Venus.
Saya tidak membaca ulang, hanya pada highlight tentang Perempuan itu
membutuhkan perhatian dan Laki-laki membutuhkan penerimaan. Bukan bermaksud sok pintar atau apa, tapi setidaknya saya hanya ingin
berpendapat dengan menggunakan alasan pernyataan orang. Saya ingin lebih
obyektif.
Dalam buku
tersebut dikatakan; “Bila Pria Mendengarkan tanpa menghakimi, melainkan dengan empati dan
kedekatan terhadap wanita yang sedang mengungkapkan perasaan-perasaannya,
wanita tersebut merasa didengarkan dan dipahami. Bila wanita dengan penuh cinta
menerima pria tanpa berusaha mengubahnya, pria itu merasa diterima” **.
Menurut
interpretasi saya, dari apa yang diungkapkan paragraf diatas adalah, perempuan itu
terkadang hanya ingin didengar saat mereka bicara panjang lebar bahkan kadang tanpa memberi kesempatan
laki-laki untuk menyela. Saya sebagai perempuan tidak ingin adanya debat kusir
ketika cerita saya belum habis, cobalah mendengarkan, mengumpulkan informasi
yang ingin disampaikan, dan memahaminya. Barulah setelah perempuan menginginkan
tanggapan, bicaralah dari fakta dan informasi yang telah kalian dengar. Perlu
kalian ketahui, ketika perempuan bicara panjang lebar dengan ceplas ceplos itu,
mereka sudah percaya padamu.
Layaknya Hukum
1 Newton; semua aksi itu akan
menimbulkan reaksi. Ketika kamu, seorang laki-laki mendengarkan dengan
pengertian karena tahu perempuan percaya, maka kamu itu telah diterima,
diterima apa adanya tanpa syarat,
unconditionally.
Penerimaan saya
itu tulus, bahkan saya tidak ingin merubahmu, karena saya tahu kalau kamu bisa berubah sendiri ketika mulai
mengerti saya. Pun begitu juga saya. Marilah kita terus
berkompromi dengan ego masing-masing.
(curhatan di suatu malam
dari sekian perdebatan yang kita lalui, yang saya lupa tanggalnya :D)
Salemba, 120215, 08:30PM
** Gray, John, 1992, Men are from Mars, Women are
From Venus; 153
Iya sih, Kak. Orang bertengkar biasanya juga karena ego masing-masing. Ngeredamin ego, gampang-gampang susah. ^ ^
ReplyDeletehttp://www.cewealpukat.me/