![]() |
source: google images |
post ini seharusnya untuk kemarin sore, tapi karena internet kantor sedang down, apa daya pagi hari baru saya post :D
Sore ini, teman satu ruangan memutar album Air Supply, entah
album yang mana, tapi saya bisa saja mengikutinya, berdendang bersama. Kalau
music menunjukkan usia, jelas tidak berlaku di saya, Air Supply itu pasti era
60an, 70an, sedangkan saya officially Y generation, 1987. Jadi bagaimana saya
bisa mengikuti lagu mereka?. Bahkan mungkin sejak SMP saya sudah suka dengan om
Air Supply.
Saya tersadar ketika teman lain yang seruangan nyletuk “
hafal amat”.. hihihi.
Saya tersadar lagi, ingat kata keluarga saya akan kebiasaan
saya waktu kecil. Bila semua orang di rumah sedang sholat jamaah, dan saya
ditinggal sendiri radio menjadi teman saya. Keluarga saya bilang kalau sudah
diputarkan radio saya berhenti menangis.
Dari situ, sepertinya yang diperdengarkan di telinga saya
adalah lagu Air Supply, itu analisis saya. Karena, dari mana saya bisa
seolah-olah sudah familiar dengan mereka. Bukankah otak manusia mampu menyimpan
data dan akan memanggil memori itu saat dibutuhkan.
Jadi, kesimpulan saya, lagu Air Supply ini hanya satu contoh
kecil prosesi memanggil memori itu.
Menteng, 051112,
03:49PM
0 komentar:
Post a Comment