![]() |
Source: http://zerobs.net/media/Philosophy-vs.-religion.jpeg |
Saya mau nyinyir
lagi, maaf ya..
Saya merasa miris
aja kalau ketika orang semakin pintar semakin di awan-awang kadang semakin agak
malah nggak jelas prinsipnya. Hmm, terdengan salah banget ya kalimatnya, tapi
saya susah mengungkapkannya. Mungkin kasih contoh aja ya..
Jadi misalnya pas
dulu saya mondok di salah satu pesantren di Jawa Timur, ada cerita salah satu
santri zaman dulu itu ada yang pengen skripsi atau apalah, tentang dimana
Tuhan?. Banyak yang bilang orangnya itu pinter, cerdas, gak ukuran lah katanya.
Tapi ketika semakin dia ngerjakan skripsinya itu, mencari keberadaan Gusti
Allah, dia semakin gila, linglung, dan sudah nggak nyambung sama yang lain.
Akhirnya sama pak Kyai disuruh diajak rame2 makan, masak-masak bareng, menunya
sambel terong. Habis itu sembuhlah dia dan sudah tidak ada keinginan neliti
alamatnya Gusti Allah. Di sadar bahwa itu salah.
Contoh lain
mungkin kebanyakan sih kalau kita ngomongin filsafat kali ya, banyak kan teori
filsafat yang kalau dipikir itu bertentangan dengan kepercayaan agama. Nah,
disini yang saya miris. Karena jujur ya kalau saya belajar filsafat itu sebisa
mungkin melepaskan pikiran agama, dan ketika full memegang agama saya lepasin
filsafat apapun itu. Karena kalau menurut saya dua hal ini berbeda namun kita
tidak bisa membandingkan dengan level yang sama. Atau kalopun mau membandingkan
benar-benar harus belajar dua-duanya dengan benara. Jadi, kalau kita itu nggak
belajar agama dengan benar dan benar-benar paham secara teori dan aplikasi,
jangan langsung lah bilang kalo apa yang ada di kitab suci itu salah,
bertentangan dengan logika lah, gak rasional lah. Saya takut lo, kalo justru
sikap kita yang gitu itu salah kaprah, agama gak paham betul, ilmu filsafat
ngertinya salah kaprah, miris kan?
Menteng, 130414,
11:08 PM