"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)

Monday, June 4, 2012

Galau memaknai kegalauan.




Sekali lagi, malam ini aku bilang padamu aku galau.
Entahlah, kenapa.
Kalau menurutku, alasannya tak jelas, itulah mengapa perasan itu disebut galau.
Mungkin, kalau kata ibukku “kemrungsung” itu tak lain tak bukan definisi dari galau.
Memikirkan sesuatu yang sebenarnya tak perlu dipikirkan.
Kegalauan malam ini sebenarnya, karena efek kipas angin baru di kamar.
Udara panas kamar bertemu angin buatan dari si kipas bikin atmosfir yang persis seperti pantai, panas tapi semilir.
Dan aku sedang sangat merindukan pantai.

Halah, emang repot kalau ketemu istilah galau.
Coba besok pas mudik aku cari artinya di kamus besar bahasa Indonesia milik ibuk, kalau kata itu ada, berarti galau itu memang ada.
Pertanyaannya, kalau kata itu gak berhasil aku temukan? Silakan galau memikirkannya.

Menyebutnya saja sudah bikin galau, apalagi mikir penyebabnya.


Menteng, 040612, 00:40 AM

0 komentar:

Post a Comment

Saya

My Photo
perempuan yang tak bisa mengerti kemauan diri sendiri

buku tamu

Rekan

Powered by Blogger.