"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)

Monday, June 4, 2012

bukan pembenaran, tapi sikap

source: tumblr.com

Sudah tanggal 4 Juni,
Hei kamu masih ingatkah, empat bulan lalu?
Sebelumnya, maafkan aku yang masih norak dengan menghitung awal kesepakatan itu.
Tapi sudahlah, kamu pasti bisa memakluminya, memaklumiku lebih tepatnya.
Ini bukan #pembenaran, ini adalah #sikap. *meringis…

Sebenarnya,
Aku menghitung bukan tanpa alasan, aku gak mau tiap momen kebahagiaan itu terlupa.
Karena aku takut kalau sampai tak bisa membalas kebahagiaan yang kau beri.
Gusti Allah, sengaja ngirim kamu, buat kasih tahu kalau kebahagiaan itu sederhana, gak muluk-muluk.
Happiness is priceless.

Kamu,
Masih ingat jugakah kata-kata picisan “love is sweet when it’s new, but it’s sweeter when it’s true”.
Jadi, wajar kalau trisemester pertama penuh dengan saling melempar gombal.
Namun, kalau kita bilang gombal selalu berdalih bukan, ah, dalih itu sendiri juga gombal kok :D.
Tapi, paling tidak karena kita bukan ABG lagi, gak ada istilah;
Kalau jatuh cinta, tai kucing pun rasa coklat.
Aku paling jijik sama analogi ini, sangat tidak manusiawi. Siapa juga pernah nyicip rasa tai kucing??.

Kamu,
Kalau saja kebahagiaan itu bisa dihitung, aku justru bingung, takut tak bisa menggantinya.
Bagaimana kalau kita bikin kesepakatan baru, berbagi kebahagiaan.
Sepertinya lebih tepat bukan? ;)

Kamu,
Lagu ini buat kamu;
Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu

Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

* :
Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu

Back to * :
Courtesy: kapanlagi.com

Tulisan ini biarlah dianggap gombal segombal gombalnya gombal, aku gak peduli. 
Dan (sekali lagi), ini bukan #pembenaran, ini adalah #sikap. *meringis…

Menteng, 040612, 01:30 AM

Galau memaknai kegalauan.




Sekali lagi, malam ini aku bilang padamu aku galau.
Entahlah, kenapa.
Kalau menurutku, alasannya tak jelas, itulah mengapa perasan itu disebut galau.
Mungkin, kalau kata ibukku “kemrungsung” itu tak lain tak bukan definisi dari galau.
Memikirkan sesuatu yang sebenarnya tak perlu dipikirkan.
Kegalauan malam ini sebenarnya, karena efek kipas angin baru di kamar.
Udara panas kamar bertemu angin buatan dari si kipas bikin atmosfir yang persis seperti pantai, panas tapi semilir.
Dan aku sedang sangat merindukan pantai.

Halah, emang repot kalau ketemu istilah galau.
Coba besok pas mudik aku cari artinya di kamus besar bahasa Indonesia milik ibuk, kalau kata itu ada, berarti galau itu memang ada.
Pertanyaannya, kalau kata itu gak berhasil aku temukan? Silakan galau memikirkannya.

Menyebutnya saja sudah bikin galau, apalagi mikir penyebabnya.


Menteng, 040612, 00:40 AM

Sunday, June 3, 2012

kemungkinan dari kepastian



Saya termakan omongan sendiri, mungkin.
Saya mulai abaikan prinsip, mungkin.
Saya mulai menolerir hal yang kadang salah, mungkin.
Saya menemukan saya yag selama ini belum saya kenal, mungkin.
Saya lebih memikirkan rencana masa depan, mungkin.
Saya kadang marah dengan diri sendiri, mungkin.
Saya jatuh cinta, itu pasti.

Sekian, terima kasih <3



 Menteng, 030612, 11:15PM

Saya

My Photo
perempuan yang tak bisa mengerti kemauan diri sendiri

buku tamu

Rekan

Powered by Blogger.